Sabtu, 12 Maret 2016

Bangkok : Tips Aman

Jalan-jalan ke Thailand khususnya Bangkok, pasti seru. Mau apa saja ada. Wisata sejarah banyak, wisata religi tak terbilang jumlahnya, wisata budaya tersebar dimana saja. Wisata belanja? Surganya belanja.
Dengan segala destinasi yang pasti membuat turis terkagum-kagum, maka tak heran kalau trip ke Bangkok menjadi favorit.
Tapi, seperti kata bijak, mawar yang indah selalu menyembunyikan duri. Hahaha kalau mawar tak berduri, pasti ke-mawar-annya diragukan.
Okelah, kita tak mau membahas soal mawar, tapi soal "duri" di Bangkok.
1. Kalau mau ke Thailand, jangan lupa belajar bahasa tarzan, karena banyak orang Thailand tak bisa bahasa Inggris. Mungkin memang seperti itu kebijakan di negara Gajah Putih itu, nasionalis sejati. Nama-nama jalan terpampang dengan ukuran besar, berhuruf Thai, terkadang ada yang berbahasa Inggris tapi kecil, tak sebesar huruf Thai.
2. Malu bertanya kantong bolong. Hahaha. Jangan malu untuk bertanya. Tapi jangan juga sembarang tanya. Bertanyalah pada orang yang tepat. Jangan tanya rute ke Pat Pong pada supir taksi, itu sama saja artinya anda menyerahkan diri pada singa yang kelaparan. Untungnya atau hebatnya, di Thailand ada banyak Tourist Information. Di Bandara dan di tempat-tempat yang menjadi favorit turis, pasti ada Tourist Information. Dan hebatnya lagi di Tourist Information segala informasi tentang Thailand sangat lengkap. Tempat-tempat wisata, rute kendaraan umum : bus, kereta, jadwal atau event pertunjukan, tempat kuliner, termasuk kuliner halal. Dan informasi itu disediakan secara gratis. Jadi jangan segan-segan datangi Tourist Information. 
3. Hati-hati dengan taxi di Thailand. Meski tertulis dengan huruf besar-besar Taxi Meter, tapi sebagian besar taxi di Thailand lebih suka tak pakai argometer. Kalaupun mereka mau menggunakan argometer, jangan langsung tenang, buka dan amati peta supaya tidak tersesat bersama taxi. Biar lebih nyaman pakai saja aplikasi map. Kami kebetulan menggunakan aplikasi Waze. Dan dengan gaya cuek suara petunjuk arah, aku besarkan volumenya, biar supir taxi dengar dan tau kalau kita tak bisa dibohongi. Kalau itu dilakukan, maka jangan heran kalau wajah supir taxi jadi muram hahahaha.
Memang tidak semua sopir taxi di Thailand seperti itu, ada juga yang baik. Kami pernah menumpang taxi meter, sopirnya lelaki tua, sekitar 50 tahun. Penampilannya simpatik. Semula kami was-was, tapi ternyata dia sopir taxi yang baik, dia bahkan menunjukkan tempat-tempat bersejarah atau kebanggaan warga Thailand, pada rute yang kami lewati.
4. Rumah Makan paling mahal
Satu lagi, kalau lapar dan ingin mencari tempat makan/rumah makan, jangan mudah percaya pada sopir taxi. Dan kalau sudah masuk ke rumah makan, pilih saja menu yang ada daftar harganya. Kalau menu yang anda sukai tak ada harganya, lebih baik tanya dengan detail, berapa harga, satuannya apa (perbiji atau perons). Sebab kami pernah makan ikan goreng yang beratnya hanya 8 ons (menurut pengakuan pelayan restoran), harganya waooow 1,2 juta.... inilah ikan termahal yang pernah kami makan. Nama restoran itu Soon Boon Po Resto (Fish Market). Hati-hati kalau anda ke tempat ini. Rumah makan ini sudah terkenal keburukannya.
5. Jangan sok akrab dengan pelayan restoran, atau sopir taxi. Karena keramahan anda bisa dimanfaatkan mereka untuk menguras isi kantong. Berbicaralah secukupnya, jangan mengubah tujuan awal setelah di dalam taxi.
6. Rajinlah meminta petugas untuk membersihkan kamar. Karena beberapa hotel baru akan membersihkan kamar kalau kita minta.
Pun begitu, Thailand tetap saja negara yang bagus dan layak dijadikan destinasi anda. Jangan sampai karena problem-problem di atas membuat anda tak jadi ke Thailand, kerugian ditanggung sendiri hahaha.

Taxi ini yg membuat kami harus membayar mahal jalan-jalan ke Thailand. Kami diantar ke tujuan yang tidak sesuai dengan perjanjian awal. Berikutnya kami diantar ke rumah makan yang menipu kami dg tarif ikan goreng seberat 8 ons seharga  hampir 1 juta.
Pada kesempatan lain, kami naik taxi dengan warna yang sama, dan mendapat supir tang baik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar